NAMA :HANDAYANI
NIM :175231061
KELAS :PERBANKAN
SYARIAH 2B
Antara Tugas dan Makan
Lagi-lagi saya mendapatkan tugas dari mata kuliah Metodologi Studi
Islam. Dimana tugas dalam mata kuliah ini berbeda dengan mata kuliah lain. Yang
mana tugas sebelumnya sudah sangat menginspirasi saya, bahkan sampai kini masih
teringat. Tugas Metodologi Studi Islam menurut saya seperti halnya pelangi,
mengapa demikian ? karena setiap sub bab pasti memberikan tugas yang
berwarna-warni dan unik, yang mana tugas tersebut belum pernah saya dapatkan
pada mata kuliah lain. Entah kenapa setiap mendapatkan tugas dari mata kuliah
ini saya merasa tertantang, karena menurut saya tugas-tugas yang selama ini
diberikan bisa membuat saya greget. Kenapa greget ?, karena tugas-tugas
yang diberikan pasti seperti halnya observasi yang tidak terbayangkan
sebelumnya, saya dapat menemukan hal yang baru, yang mana belum pernah saya
ketahui dan sangat berkesan. Selama ini tugas-tugas yang diberikan juga dapat
menginspirasi, selain menginspirasi tugas yang diberikan juga mengikuti
perkembangan zaman terutama bagi kaum muda saat ini atau sering disebut dengan
kids zaman now.
Selasa, 17 April 2018, merupakan hari yang bertepatan mata kuliah
Metodologi Studi Islam diberikan setiap hari Selasa. Pada hari itu diberikan
satu tugas untuk mendiskusikan mengenai tulisan tentang budaya K-POP, dimana
setiap kelompok terdiri dari 2 sampai 3 orang, saya satu kelompok dengan
An’Nisaa dan Yeni. Pada hari itu diberitahu pula bahwa tugas selanjutnya yaitu
berkunjung ke café-café yang berada di Solo dan Yogyakarta, setelah mendengar
hal tersebut akhirnya saya mulai menyisihkan uang untuk tugas observasi ke café
nantinya. Namun pada saat itu belum diberitahu café mana yang akan dikunjungi
oleh setiap kelompok, karena belum diberitahu saya sempat kepo mengenai
café mana yang nantinya akan saya kunjungi bersama teman saya. Takutnya
jika nanti mendapatkan café yang berada di Yogyakarta, bagaimana tidak ?, café
di Solo saja belum tahu semua, apalagi yang berada di Jogja, mungkin akan
seperti orang bingung disana.
Satu minggu setelah terselesaikan tugas diskusi, tepatnya tanggal 24
April 2018, pada hari itu akan diberi tahu café mana yang akan dikunjungi oleh
setiap kelompok. Perwakilan setiap kelompok disuruh mengambil undian, yang mana
undian tersebut di dalamnya bertuliskan nama café yang akan dikunjungi
nantinya. Saat undian untuk kelompok saya belum dibuka, sudah terdengar
kelompok lain yang heboh sendiri-sendiri setelah mengetahui café atau resto
yang akan dikunjungi. Saya merasa asing dengan nama-nama café yang teman-teman
sebutkan ketika saya bertanya mendapatkan bagian café mana. Setelah saya
membuka undian, akhirnya saya dan 2 teman saya mendapatkan bagian berkunjung ke
Warunk Upnornal. Ya bisa dikatakan sudah familiar, karena saya sebelumnya sudah
sempat mendengar tentang tempat tersebut, meskipun saya belum pernah berkunjung
hanya saja saya tahu tempatnya, namun itu saja saya masih lupa-lupa ingat jalan
ke sana.
Setelah berunding akhirnya saya memutuskan untuk mengunjungi warunk
tersebut pada hari Kamis tanggal 3 Mei 2018. Namun awalnya sebenarnya akan
datang ke warunk pada hari Selasa, karena kebetulan hari Senin libur maka
diundur menjadi hari Kamis. Saya janjian dengan teman akan berangkat pada jam 2
siang, namun akhirnya saya berangkat ke lokasi pada jam 2 lebih seperempat,
mungkin karena sudah kebiasaan pada zaman sekarang jamnya seperti halnya karet.
Karena saya tidak yakin akan jalan menuju lokasi takutnya nanti kesasar,
akhirnya saya menggunakan google maps sebagai petunjuk arah. Perjalanan mamakan
waktu sekitar 30 menit, karena kebetulan kondisi jalan yang sedang macet pada
saat itu, jika tidak terjebak macet
mungkin hanya memakan waktu sekitar 20 menit dari rumah kos yang saya tempati.
Saya sampai di tempat tujuan kurang lebih pukul 14.45 WIB.
Sesampainya di tempat tujuan, saya melihat di depan warunk hampir
semua yang parkir adalah mobil-mobil mewah, sehingga dapat dihitung berapa
sepeda motor yang parkir pada saat itu. Setelah memasuki warunk, saya mencari
tempat duduk yang sekiranya nyaman untuk melihat-lihat suasana di dalam ruangan
tersebut. Sembari melihat-lihat daftar menu makanan dan minuman yang akan saya
pesan, saya melihat pelayan yang sangat cepat dalam melayani para pengunjung
yang baru datang. Sempat bingung akan memesan makanan dan minuman apa, karena
melihat banyaknya menu yang tersedia. Selain itu kebanyakan menu yang tersedia
adalah mie, sedangkan saya bisa dikatakan anti makan mie, karena adanya sedikit
problem dengan perut. Pada daftar menu makanan tersebut tidak ada daftar
harganya, oleh karena itu saya memanggil pelayan untuk meminta kertas yang
digunakan untuk memesan. Ternyata harga makanan, minuman, camilan serta makanan
lain tertera pada kertas yang digunakan untuk memesan tersebut.
Memerlukan waktu sekitar 10 menit untuk memilih makanan apa yang
akan dipesan. Setelah selesai memilih makanan dan minuman yang akan dipesan,
sembari menunggu pesanan datang, saya melihat dalam warunk tersebut tidak hanya
ada meja kursi untuk makan. Namun pada bagian depan samping terdapat beberapa
permainan, yang saya lihat tidak hanya anak kecil yang memainkan permainan
tersebut, namun saya juga melihat orang dewasa bahkan ibu-ibu dan bapak-bapak
juga memainkannya hingga tertawa terbahak-bahak serta berteriak. Sebenarnya
saya ingin mencoba memainkannya namun ternyata sudah penuh. Selang 15 menit
makanan yang saya pesan datang, yang saya lihat menu-menu yang disediakan
warunk tersebut memang mengikuti perkembangan zaman dan selera konsumen
terutama kaum muda.
Makanan yang saya pesan yaitu mie goreng mawut, namun setelah saya
rasakan ternyata masakan itu seperti nasi goreng yang sering dibuat ibu saya,
bedanya hanya nasi goreng yang sering dibuat ibu tidak ada sosis dan mie.
Memang enak, dan menurut saya makanan tersebut memang makanan yang sering
dicari-cari oleh kaum muda zaman sekarang. Apalagi anak zaman sekarang lebih
suka makan mie daripada nasi, mungkin tempat ini cocok bagi kaum muda yang suka
makan mie dan nongkrong, ditambah tempat yang nyaman serta lampu yang
remang-remang. Makanan yang saya pesan mungkin bukan menu yang paling banyak
diminati oleh pengunjung, karena saya melihat hampir semua pengunjung memesan
mie kuah, baik remaja, ibu-ibu, bahkan anak-anak sekalipun. Mungkin bisa
dibilang jika menu utama yang paling dicari-cari pengunjung warunk itu adalah
mie, sebenarnya ada menu yang menggunakan nasi, seperti Nasi Special Upnormal,
Nasi Ayam dan Kulit Goreng, Special, Nasi Daging Wagyu Special, Nasi Goreng,
dan Nasi Rempah Abang.
Minuman yang saya pesan
yaitu Banana Frape, saya memesan itu karena kebetulan saya suka pisang.
Sebenarnya banyak varian minuman yang ada, seperti Coffee, Susu, serta minuman
khas warunk tersebut. Rasa minuman yang saya pesan seperti halnya kombinasi
antara susu dan serbuk rasa pisang, serta ditambah dengan crem di atas. Saya
melihat, banyak pengunjung yang memesan minuman seperti yang saya pesan,
minuman itu bisa dibilang sangat popular atau banyak diminati oleh kaum muda
sekarang ini. Selain makanan dan minum tersebut, saya juga memesan roti
panggang coklat keju dan untuk camilannya saya memesan cireng khas Warunk Upnormal.
Rasa roti panggang yang saya pesan sama seperti roti panggang pada umumnya,
namun saya tidak terlalu suka karena tekstur yang keras.
Sebagai penutup, juga tersedia dessert yang dapat dikatakan banyak,
namun kebanyakan dessert tersebut menggunakan buah Alpukat, seperti menu
dessert Alpukat Milo Kerok dan alpukat Oreo kerok. Ada juga varian roti
panggang seperti yang saya pesan, selain itu juga ada Roti Toast Ala Prancis,
serta masih banyak camilan yang ada dalam menu di warunk itu. Saya melihat
banyak pengunjung yang hanya memesan dessert saja, ada pula yang hanya memesan
minuman, dan selanjutnya mereka berbincang-bincang. Mungkin karena warunk itu
sangat menjaga kenyamanan pembeli, sehingga terdapat ruangan yang dikhususkan
untuk orang yang merokok atau smoking area. Yang membuat nyaman dari
tempat ini menurut saya adalah tempat yang bersih serta pelayanan yang ramah.
Sembari menikmati makanan dan minuman, saya melihat rata-rata
pengunjung yang datang adalah kaum muda. Pengunjung yang datang tidak hanya
untuk makan dan minum, namun ada yang nongkrong, ada pula yang sambil
mengerjakan tugas. Saya melihat ada salah seorang pengunjung yang menggambar di
warunk tersebut, hampir 1 meja dipenuhi alat-alat yang digunakan untuk
mengerjakan gambarannya itu, tidak hanya 1 orang, namun sekitar 3 sampai 4
orang, mungkin mereka satu kelompok. Dari saya datang sampai pesanan makanan saya
datang, bahkan sampai saya selesai makanpun pengunjung itu masih tetap disitu
mengerjakan gambarannya. Bahkan mereka sampai memesan makanan hingga
berkali-kali, satu meja dipenuhi alat menggambar dan piring serta gelas yang
sudah tidak berisi lagi.
Selain digunakan untuk tempat mengerjakan tugas, ada pula yang
berjanjian di warunk itu. Jika saya lihat ada seorang pengunjung yang membawa
laptop dan setelah sekitar 15 menit kemudian datang pengunjung lain yang
kemudian duduk bersama pengunjung yang lebih dulu datang. Selanjutnya saya
mendengar bahwa mereka membicarakan suatu bisnis, karena salah satu diantara
mereka menjelaskan sesuatu dengan menggunakan laptop atau mungkin lebih
tepatnya presentasi. Mobil-mobill yang terparkir di depan warunk bisa jadi
milik para pengunjung tersebut, karena sudah terlihat dari penampilan serta
logat mereka. Anehnya mereka tidak memesan makanan ataupun minuman terlebih
dahulu, tapi mereka berbincang-bincang dan sesekali melihat laptop, hingga
perbincangan mereka selesai barulah mereka memesan makanan serta minuman.
Saya merasa bahwa warunk itu adalah warunk keluarga. Mengapa ?
karena kebanyakan pengunjung yang datang adalah segerombolan keluarga. Waktu
yang semakin sore, sekitar kurang lebih pukul 4, pengunjung yang datang semakin
banyak, padahal saat saya datang kondisi warunk belum begitu ramai, masih bisa
dibilang sepi. Namun setelah sekitar hampir pukul 4, banyak sekali pengunjung
yang berdatangan, entah itu keluarga, mahasiswa, bahkan segerombolan laki-laki
yang bisa dibilang club nongkrong. Suasana yang semakin ramai, terdengar
segerombolan para laki-laki yang tertawa terbahak-bahak, terdengar pula suara
kekesalan pengunjung yang memainkan permainan. Yang awalnya suasanya tenang,
kondusif, karena semakin sore seakan berubah drastis menjadi keramaian.
Rata-rata perempuan yang berkunjung adalah perempuan yang
mengenakan hijab. Memang mayoritas memakai jilbab, bahkan bisa dibilang hijab
yang dipakai adalah hijab kekinian, yang sedang trend pada zaman sekarang. Namun
ada juga beberapa pengunjung yang menurut saya berpakain yang selayaknya tidak
pantas dipakai di tempat umum. Mungkin jika di kehidupan kota hal itu wajar dan
tidak menyalahi aturan, namun jika menurut pandangan saya, hal tersebut sangat
tidak pantas, apalagi seorang perempuan yang mengenakannya. Hal itu mungkin
tidak wajar menurut saya pada kondisi zaman sekarang ini yang kebanyakan wanita
berlomba-lomba untuk menutup aurat.
Sekitar kurang lebih pukul 16.00 WIB, saya keluar dari Warunk
Upnormal, melihat hari yang sudah sore dan kondisi jalan yang semakin ramai.
Saat saya keluar kondisi warunk semakin ramai, semakin banyak pengunjung yang
datang. Mobil-mobil yang terparkir di depanpun juga semakin banyak, tidak hanya
mobil, yang awalnya sepeda motor hanya sedikit pada saat saya datang, berbeda
halnya saat saya keluar, sepeda motor yang terparkir semakin memenuhi tempat
parkir. Namun yang saya lihat kebanyakan pengunjung yang datang adalah
segerombolan laki-laki dewasa dan para mahasiswa. Memang pada jam itu adalah
jam-jam yang enak digunakan untuk nongkrong, apalagi tempat yang disediakan
nyaman.
Suasana warunk tersebut bisa dibilang sangat nyaman. Karena kondisi
yang kondusif, bersih, serta ruangan yang cukup luas ditambah dengan lampu
remang-remang yang menambah kenyamanan para pengunjung. Para pengunjung yang
datang tidak hanya satu jam atau dua jam di warunk itu, mereka betah ngopi
sembari berbincang-bincang, adapula yang sampai habis hingga bergelas-gelas. Memang
sekarang banyak tempat-tempat yang dijadikan sasaran kaum muda untuk tempat
ngobrol-ngobrol dan bersenda gurau, terutama di sore dan malam hari. Menurut
saya warunk itu merupakan sasaran para keluarga dan para remaja untuk tempat
berkumpul, tidak hanya menyuguhkan tempat yang nyaman, namun menu yang
disediakan juga bervariasi dan banyak disukai oleh pengunjung terutama kaum
muda sekarang ini.
Melihat banyaknya anak remaja yang suka nongkrong di café atau
resto, sehigga tempat-tempat ngopi sekarang semakin familiar. Kaum remaja
bahkan mahasiswa juga banyak yang mengerjakan tugasnya di tempat-tempat ngopi
karena mungkin bisa menjadikan fikirannya lebih relax dan tidak tertekan oleh
tugas-tugas yang semakin menggunung. Namun saya sebagai orang muslim, melihat fenomena
tersebut tentu terdapat pro dan kontra di dalamnya. Seperti halnya cara
berpakaian dan etika, yang menurut saya banyak yang tidak sesuai dengan islam.
Saya melihat, tidak ada nilai keislaman yang sangat ditekankan, hanya terfokus
oleh kenyamanan dan pelayanan saja. Memang tempat-tempat tersebut sangat
dibutuhkan oleh para pekerja, pelajar, dan mahasiswa utamanya untuk merefresh
otak agar tidak jenuh dengan tugas-tugas dan masalah yang datang. Namun
perlu adanya nilai-nilai agama yang diterapkan agar para pengunjung tidak
melupakan nilai-nilai agama tersebut.