NAMA : HANDAYANI
NIM :
175231061
KELAS : PBS 2B
Tulisan
ini akan membahas mengenai perbandingan antara kitab terjemah dengan kitab yang
asli. Kitab asli serta kitab terjemah ini saya peroleh dari perpustakaan utama
IAIN Surakarta, kebetulan saya mendapatkan kitab yang membahas mengenai hadis
riwayat Sunan At-Tirmidzi. Pada saat mencari kitab terjemahan tersebut terdapat
beberapa jilid, jilid yang ada pada saat itu adalah jilid 1 sampai dengan jilid
4, akhirnya saya mengambil jilid 3 dan mencari kitab asli dari jilid ke-3
tersebut di lantai 2. Merasa bingung saat di lantai 2 karena belum pernah sama
sekali mencari pasangan kitab, ternyata cara mencari kitab asli dengan
mencocokkan kode yang tertera pada kitab terjemahan. Setelah kebingungan dan
menyusuri rak buku yang penuh dengan kitab akhirnya kitab asli dari kitab
terjemahan hadis riwayat Sunan At-Tirmidzi jilid 3 saya temukan. Saat itu saya
mencoba memadukan kitab asli dengan kitab terjemahan dengan cara melihat isi
pada halaman pertama.
Saya
tahu bahwa kitab tersebut pasangan ketika saya melihat pada halaman pertama yang
bertuliskan “16. Bab tentang berapa besar barang curian untuk hukuman
potong tangan” dan pada kitab asli pada halaman pertama terdapat tulisan 16 pula
namun dengan menggunakan bahasa arab. Dari hal tersebut saya yakin bahwa kitab
tersebut adalah kitab asli dari kitab terjemahan jilid 4 tersebut. Namun kitab
asli yang saya temukan tersebut kondisinya sudah mulai rusak, cover dan isi
buku sudah tidak lagi menyatu atau lengket seperti buku-buku yang biasanya.
Tidak beda jauh dengan kitab terjemahnya, kondisinya pun juga sudah mulai
rusak, kitab asli dan terjemah ini memang jika dipandang dari luarnya pun sudah
terlihat jika buku tersebut sudah tua.
Kitab
asli dari hadis riwayat tirmidzi ini memiliki cover yang bisa dibilang cukup
tebal dan berwarna biru dongker. Berbeda dengan warna covernya, warna kertas
isi dalam kitab tersebut berwarna kuning dan bertekstur sangat halus. Tampilan
kitab ini jika dilihat dari luat terlihat simple dan sangat elegan. Jumlah
halaman kitab tersebut yaitu 406 halaman, walaupun dapat dikatakan memiliki
jumlah halaman yang banyak namun kitab ini tidak terlihat tebal, selain
memiliki halaman yang bisa dibilang banyak namun tidak tebal, kitab ini juga
dapat dikatakan ringan dengan ukuran seperti buku-buku biasanya ada yaitu
memiliki ukuran 24x16.
Kitab
asli ini memiliki isi yang ditulis dengan menggunakan bahasa arab. Meski kitab
ini jika dilihat dari luar terlihat sama dengan buku-buku yang biasanya ada,
namun kertas yang dipakai dalam kitab ini berbeda seperti kertas biasanya.
Kertas yang digunakan bertesktur lembut, tidak mudah kusut meskipun kertas yang
digunakan bisa dibilang tipis. Kertas ini mungkin yang menjadi sebab walaupun
memiliki halaman yang banyak namun tidak terlihat tebal dan tidak berat selain
itu, Sistematika penulisan kitab ini sangat rapi dan jelas.
Selain
kitab asli yang memiliki tampilan simple dan elegan, kitab terjemah dari hadis
riwayat Sunan At-Tirmidzi jilid 3 ini juga memiliki tampilan yang elegan pula. Sama
halnya dengan kitab aslinya, kitab terjemah ini juga memiliki cover yang cukup
tebal. Kitab terjemah ini memiliki cover berwarna ungu dengan gradasi warna
kuning dan hijau yang bisa dibilang menarik. Cover dalam kitab terjemah ini
didesign oleh Pro Graphic Studio. Kitab terjemah tersebut memiliki tebal 834
halaman, sesuai dengan tebalnya, buku ini sangat tebal dan cukup besar. Berbeda
jauh dengan kitab aslinya, kertas yang digunakan dalam menulis isinya tidak
seperti kitab asli yang berwarna kuning dan bertekstur halus, melainkan kertas
dalam kitab terjemah ini seperti kertas yang digunakan biasanya, berwarna
kecoklatan dan sangat mudah kucel.
Memiliki
834 halaman kitab terjemah memiliki ukuran 21x15, jika dilihat dari luarnya
sudah sangat terlihat ketebalannya. Memiliki sistematika penulisan yang bisa
dikatakan rapi dan jelas, dimana lay out isi diedit oleh Jahrun dan Ahma, dalam
kitab terjemah ini juga terdapat bahasa arab. Jika di dalam kitab asli semua
berbahasa arab tidak ada sama sekali bahasa indonesianya, namun pada kitab
terjemah ini terdapat bahasa arab dan bahasa Indonesia yang menjelaskan arti
dari ayat yang dituliskan.
kitab
terjemah ini memiliki 15 bab yang dibahas di dalamnya. Selain 15 bab tersebut
sebenarnya terdapat lanjutan jilid 2
yang dibahas di dalam kitab ini. Bab yang dibahas dalam jilid kitab terjemah sunan At-Tirmidzi antara lain,
bab tentang beburu dari Rasulullah SAW, tentang qurban dari Rasulullah SAW,
tentang nadzar dan sumpah dari Rasulullah SAW, tentang peperangan yang tidak
diikuti oleh Rasulullah SAW, tentang keutamaan berperang dari Rasulullah SAW,
tetang berperang dari Rasulullah SAW, tentang pakaian dari Rasulullah SAW,
tentang makanan-makanan dari Rasulullah SAW, tentang minum-minuman dari
Rasulullah SAW, tentang anjuran berbuat kebaikan dan menyambung tali hubungan
dari Rasulullah SAW, tentang pengobatan dari Rasulullah SAW, tentang Faraidh
dari Rasulullah SAW, tentang wasiat dari Rasulullah SAW, tentang hak wala’ dan
hibah dari Rasulullah SAW, dan terahir yang dibahas pada jilid ini adalah
tentang qadar dari Rasulullah SAW.
Dalam
hadis terjemah riwayat Sunan At-Tirmidzi terdapat salah satu hadis yang
membahas mengenai bersenda gurau, berikut salah satu hadis yang yang membahas
hal tersebut:
حَدَّتَنَاءَبْدُااللهِبْنُ
اْلوَضَّاحِ اْلكُوْفِىُّ، حَدَّتَنَاءَبْدُااللهِ بْنُ إِدْرِيْسَءَنْ
شُءْبَةَءَنْ أَبِى التَّيَّاحِءَنْ أَنَسِ قَالَ :" إٍنْ كَا نَ رَسُوْلُ ا
اللهِ صَلَّى ا اللهُءَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُخَا لِطُنَاحَتُّى إِنَ كَا نَ
لَيَقُوْ لَ لِأَ خٍ لَى صغِيْرٍ :يَاأَبَاءُمَيْر مَا فَعَلَ ا لنُّعَيْر
؟".
2056. Abdullah bin Al-wadhdhah Al-Kufi
menceritakan kepada kami, Abdullah bin Idris menceritakan kepada kami dari
Syu’bah dari Abit tayyah dari Anas berkata: “Sesungguhnya Rasulullah saw.
Benar-benar bergaul dengan kami sehingga sesungguhnya beliau bersabda kepada
saudaraku yang masih kecil: “Hai Abu Umair, apa yang dilakukan oleh burung
Nu’air?”
Dari hadis tersebut sudah jelas
bahwa Rasulullah saw bergaul dengan orang-orang, bahkan orang kecil sekalipun.
Bergaul tidak boleh memandang besar kecilnya orang, besar kecinyaa harta,
ataupun mendandang dari suatu hal dimana hal itu menjerumus kepada diskriminasi.
Bergaul sama halnya dengan menambah saudara, jadi kita jika bergaul atau biasa
disebut bersahabat dengan orang lain, kita tidak boleh memandang sesorang dari
sudut pandang tertentu. Semua orang sama di mata Allah SWT, jadi sudah
seharusnya jika tidak memilah-milah jika ingin bergaul dengan orang lain.
Kitab
terjemah Sunan At-Tirmidzi jilid ke-3 ini dikarang oleh seorang ahli hadis yang
bernama Muhammad Isa bin Surah At Tirmidzi, dan memiliki nama lengkap Imam
al-Hafizh Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dahlak as-Sulami
at-Tirmidzi. Baliau lahir di Tirmiz dan menetap disana bersama dengan kakeknya.
Sunan At-Tirmidzi sempat belajar dengan Imam Bukhari mengenai hadis, selain
dengan Imam Bukhari, beliau juga sempat belajar dengan Imam Muslim dan Abu
Dawud. Selain berguru dengan itu, beliau memiliki guru lain. Hadis-hadis beliau
banyak dipelajari dan diriwayatkan oleh para ulama, para ulama.
Selain
ahli dalam hadis, Sunan At-Tirmidzi juga dikenal sebagai ahli fiqih. Kitab yang
sudah ditulis Imam at-Tirmidzi selain hadis ini ada 6 kitab lain yang telah
ditulisnya. Baliau wafat saat berumur 70 tahun, pada senin malam 13 Rajab 279 H
atau 8 Oktober 892), pada waktu itu beliau mengalami sakit kebutaan. Kitab yang
dikarang oleh sunan at-Tirmidzi ini di terjemahkan oleh Drs. H. Moh Zuhri,
Dipl,Tafl, dkk. Yang diterbitkan oleh CV. Asy-Syifa’ Semarang, dicetak oleh CV.
Adhi Grafika Semarang, dimana cetakan pertamanya pada bulan Oktober tahun 1992.
Setelah
saya mengetahui kitab asli dan terjemah dari hadis riwayat Sunan at-Tirmidzi,
yang sebelumnya sama sekali belum saya ketahui, banyak hal-hal yang sebelumnya
saya tidak tahu saya menjadi tahu bahwa semua hal sudah di atur di dalam
Al-Qur’an dan Hadis. Menurut saya memang sangat penting untuk menelaah
kitab-kitab tersebut, Umat muslim perlu mengerti aturan yang telah ada di dalam
hadis, karena pada zaman sekarang banyak yang tidak perpedoman pada Al-Qur’an
dan hadis. Walupun hadis tersebut sudah ditulis pada zaman dahulu, namun isinya
masih relevan sampai saat ini. Oleh sebab itu para umat islam perlu adanya
mengkaji hadis agar setiap perlakuan yang dilakukan sesuai dengan Al-Quran
ataupun hadis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar