Minggu, 25 Februari 2018

Perbandingan kitab asli dan terjemah



NAMA            : HANDAYANI
NIM                : 175231061
KELAS           : PBS 2B

Tulisan ini akan membahas mengenai perbandingan antara kitab terjemah dengan kitab yang asli. Kitab asli serta kitab terjemah ini saya peroleh dari perpustakaan utama IAIN Surakarta, kebetulan saya mendapatkan kitab yang membahas mengenai hadis riwayat Sunan At-Tirmidzi. Pada saat mencari kitab terjemahan tersebut terdapat beberapa jilid, jilid yang ada pada saat itu adalah jilid 1 sampai dengan jilid 4, akhirnya saya mengambil jilid 3 dan mencari kitab asli dari jilid ke-3 tersebut di lantai 2. Merasa bingung saat di lantai 2 karena belum pernah sama sekali mencari pasangan kitab, ternyata cara mencari kitab asli dengan mencocokkan kode yang tertera pada kitab terjemahan. Setelah kebingungan dan menyusuri rak buku yang penuh dengan kitab akhirnya kitab asli dari kitab terjemahan hadis riwayat Sunan At-Tirmidzi jilid 3 saya temukan. Saat itu saya mencoba memadukan kitab asli dengan kitab terjemahan dengan cara melihat isi pada halaman pertama.
Saya tahu bahwa kitab tersebut pasangan ketika saya melihat pada halaman pertama yang bertuliskan “16. Bab tentang berapa besar barang curian untuk hukuman potong tangan” dan pada kitab asli pada halaman pertama terdapat tulisan 16 pula namun dengan menggunakan bahasa arab. Dari hal tersebut saya yakin bahwa kitab tersebut adalah kitab asli dari kitab terjemahan jilid 4 tersebut. Namun kitab asli yang saya temukan tersebut kondisinya sudah mulai rusak, cover dan isi buku sudah tidak lagi menyatu atau lengket seperti buku-buku yang biasanya. Tidak beda jauh dengan kitab terjemahnya, kondisinya pun juga sudah mulai rusak, kitab asli dan terjemah ini memang jika dipandang dari luarnya pun sudah terlihat jika buku tersebut sudah tua.
Kitab asli dari hadis riwayat tirmidzi ini memiliki cover yang bisa dibilang cukup tebal dan berwarna biru dongker. Berbeda dengan warna covernya, warna kertas isi dalam kitab tersebut berwarna kuning dan bertekstur sangat halus. Tampilan kitab ini jika dilihat dari luat terlihat simple dan sangat elegan. Jumlah halaman kitab tersebut yaitu 406 halaman, walaupun dapat dikatakan memiliki jumlah halaman yang banyak namun kitab ini tidak terlihat tebal, selain memiliki halaman yang bisa dibilang banyak namun tidak tebal, kitab ini juga dapat dikatakan ringan dengan ukuran seperti buku-buku biasanya ada yaitu memiliki ukuran 24x16.
Kitab asli ini memiliki isi yang ditulis dengan menggunakan bahasa arab. Meski kitab ini jika dilihat dari luar terlihat sama dengan buku-buku yang biasanya ada, namun kertas yang dipakai dalam kitab ini berbeda seperti kertas biasanya. Kertas yang digunakan bertesktur lembut, tidak mudah kusut meskipun kertas yang digunakan bisa dibilang tipis. Kertas ini mungkin yang menjadi sebab walaupun memiliki halaman yang banyak namun tidak terlihat tebal dan tidak berat selain itu, Sistematika penulisan kitab ini sangat rapi dan jelas.
Selain kitab asli yang memiliki tampilan simple dan elegan, kitab terjemah dari hadis riwayat Sunan At-Tirmidzi jilid 3 ini juga memiliki tampilan yang elegan pula. Sama halnya dengan kitab aslinya, kitab terjemah ini juga memiliki cover yang cukup tebal. Kitab terjemah ini memiliki cover berwarna ungu dengan gradasi warna kuning dan hijau yang bisa dibilang menarik. Cover dalam kitab terjemah ini didesign oleh Pro Graphic Studio. Kitab terjemah tersebut memiliki tebal 834 halaman, sesuai dengan tebalnya, buku ini sangat tebal dan cukup besar. Berbeda jauh dengan kitab aslinya, kertas yang digunakan dalam menulis isinya tidak seperti kitab asli yang berwarna kuning dan bertekstur halus, melainkan kertas dalam kitab terjemah ini seperti kertas yang digunakan biasanya, berwarna kecoklatan dan sangat mudah kucel.
Memiliki 834 halaman kitab terjemah memiliki ukuran 21x15, jika dilihat dari luarnya sudah sangat terlihat ketebalannya. Memiliki sistematika penulisan yang bisa dikatakan rapi dan jelas, dimana lay out isi diedit oleh Jahrun dan Ahma, dalam kitab terjemah ini juga terdapat bahasa arab. Jika di dalam kitab asli semua berbahasa arab tidak ada sama sekali bahasa indonesianya, namun pada kitab terjemah ini terdapat bahasa arab dan bahasa Indonesia yang menjelaskan arti dari ayat yang dituliskan.
kitab terjemah ini memiliki 15 bab yang dibahas di dalamnya. Selain 15 bab tersebut sebenarnya terdapat lanjutan jilid  2 yang dibahas di dalam kitab ini. Bab yang dibahas dalam jilid  kitab terjemah sunan At-Tirmidzi antara lain, bab tentang beburu dari Rasulullah SAW, tentang qurban dari Rasulullah SAW, tentang nadzar dan sumpah dari Rasulullah SAW, tentang peperangan yang tidak diikuti oleh Rasulullah SAW, tentang keutamaan berperang dari Rasulullah SAW, tetang berperang dari Rasulullah SAW, tentang pakaian dari Rasulullah SAW, tentang makanan-makanan dari Rasulullah SAW, tentang minum-minuman dari Rasulullah SAW, tentang anjuran berbuat kebaikan dan menyambung tali hubungan dari Rasulullah SAW, tentang pengobatan dari Rasulullah SAW, tentang Faraidh dari Rasulullah SAW, tentang wasiat dari Rasulullah SAW, tentang hak wala’ dan hibah dari Rasulullah SAW, dan terahir yang dibahas pada jilid ini adalah tentang qadar dari Rasulullah SAW.
Dalam hadis terjemah riwayat Sunan At-Tirmidzi terdapat salah satu hadis yang membahas mengenai bersenda gurau, berikut salah satu hadis yang yang membahas hal tersebut:
حَدَّتَنَاءَبْدُااللهِبْنُ اْلوَضَّاحِ اْلكُوْفِىُّ، حَدَّتَنَاءَبْدُااللهِ بْنُ إِدْرِيْسَءَنْ شُءْبَةَءَنْ أَبِى التَّيَّاحِءَنْ أَنَسِ قَالَ :" إٍنْ كَا نَ رَسُوْلُ ا اللهِ صَلَّى ا اللهُءَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُخَا لِطُنَاحَتُّى إِنَ كَا نَ لَيَقُوْ لَ لِأَ خٍ لَى صغِيْرٍ :يَاأَبَاءُمَيْر مَا فَعَلَ ا لنُّعَيْر ؟".
2056. Abdullah bin Al-wadhdhah Al-Kufi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Idris menceritakan kepada kami dari Syu’bah dari Abit tayyah dari Anas berkata: “Sesungguhnya Rasulullah saw. Benar-benar bergaul dengan kami sehingga sesungguhnya beliau bersabda kepada saudaraku yang masih kecil: “Hai Abu Umair, apa yang dilakukan oleh burung Nu’air?”
            Dari hadis tersebut sudah jelas bahwa Rasulullah saw bergaul dengan orang-orang, bahkan orang kecil sekalipun. Bergaul tidak boleh memandang besar kecilnya orang, besar kecinyaa harta, ataupun mendandang dari suatu hal dimana hal itu menjerumus kepada diskriminasi. Bergaul sama halnya dengan menambah saudara, jadi kita jika bergaul atau biasa disebut bersahabat dengan orang lain, kita tidak boleh memandang sesorang dari sudut pandang tertentu. Semua orang sama di mata Allah SWT, jadi sudah seharusnya jika tidak memilah-milah jika ingin bergaul dengan orang lain.
Kitab terjemah Sunan At-Tirmidzi jilid ke-3 ini dikarang oleh seorang ahli hadis yang bernama Muhammad Isa bin Surah At Tirmidzi, dan memiliki nama lengkap Imam al-Hafizh Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dahlak as-Sulami at-Tirmidzi. Baliau lahir di Tirmiz dan menetap disana bersama dengan kakeknya. Sunan At-Tirmidzi sempat belajar dengan Imam Bukhari mengenai hadis, selain dengan Imam Bukhari, beliau juga sempat belajar dengan Imam Muslim dan Abu Dawud. Selain berguru dengan itu, beliau memiliki guru lain. Hadis-hadis beliau banyak dipelajari dan diriwayatkan oleh para ulama, para ulama.
Selain ahli dalam hadis, Sunan At-Tirmidzi juga dikenal sebagai ahli fiqih. Kitab yang sudah ditulis Imam at-Tirmidzi selain hadis ini ada 6 kitab lain yang telah ditulisnya. Baliau wafat saat berumur 70 tahun, pada senin malam 13 Rajab 279 H atau 8 Oktober 892), pada waktu itu beliau mengalami sakit kebutaan. Kitab yang dikarang oleh sunan at-Tirmidzi ini di terjemahkan oleh Drs. H. Moh Zuhri, Dipl,Tafl, dkk. Yang diterbitkan oleh CV. Asy-Syifa’ Semarang, dicetak oleh CV. Adhi Grafika Semarang, dimana cetakan pertamanya pada bulan Oktober tahun 1992.
Setelah saya mengetahui kitab asli dan terjemah dari hadis riwayat Sunan at-Tirmidzi, yang sebelumnya sama sekali belum saya ketahui, banyak hal-hal yang sebelumnya saya tidak tahu saya menjadi tahu bahwa semua hal sudah di atur di dalam Al-Qur’an dan Hadis. Menurut saya memang sangat penting untuk menelaah kitab-kitab tersebut, Umat muslim perlu mengerti aturan yang telah ada di dalam hadis, karena pada zaman sekarang banyak yang tidak perpedoman pada Al-Qur’an dan hadis. Walupun hadis tersebut sudah ditulis pada zaman dahulu, namun isinya masih relevan sampai saat ini. Oleh sebab itu para umat islam perlu adanya mengkaji hadis agar setiap perlakuan yang dilakukan sesuai dengan Al-Quran ataupun hadis.

Sabtu, 03 Februari 2018

METODOLOGI STUDI ISLAM


NAMA            : HANDAYANI
NIM                : 175231061
KELAS           : PBS / 2B

Identitas Buku
Nama Penulis : -Drs. Atang Abd. Hakim, M.A.
                          -Dr. Jaih Mubarok
Judul Buku     : METODOLOGI STUDI ISLAM
Tahun Terbit   : 2002
Penerbit          : Remaja Rosdakarya
Kota Terbit     : Bandung


METODOLOGI STUDI ISLAM
Di dalam studi keagamaan antara kata religion dan religiosity ternyata berbeda.Religion  dialihkan menjadi agama, agama dalam hal ini diartikan sebagai sikap keberagamaan atau sering disebut dengan kesalehan hidup dimana nilai-nilai tersebut berdasarkan pada nilai ketuhanan. Selang waktu berjalan, religion dialihkan kembali menjadi himpunan doktrin, ajaran, dan hukum-hukum baku dimana hukum tersebut diyakini sebagai perintah Tuhan. Di sisi lain kata religiositas lebih tepatnya disebut dengan spiritualitas, ternyata dua kata ini memiliki arti yang berbeda.
Agama di Indonesia harus diwujudkan dalam bentuk ritual yang formal, sehingga agama menjadi kurang dipahami orang para pemegangnya. Dalam hal ini studi islam diharapkan dapat mencari dan menemukan jalan keluar dari masalah ini. Masalah internal umat islam didasari organisasi yang formal namun belum sepenuhnya final.Pendidikan islam awal mulanya dilakukan di masjid-masjid, namun setelah masa kejayaan islam pendidikan islam ini dipindahkan menjadi dipusatkan di Bagdad, tepatmya di Istana Dinasti Bani Abbas. Setelah kemajuan zaman, sekarang studi islam telah berkembang di seluruh negara di dunia, tidak hanya di dunia islam saja.
Islam telah berperan banyak dalam kehidupan manusi seperti, telah terbentuk suatu komunitas yang dapat dibilang telah progresif, progresif maksudnya adalah dapat mengembangkan kehidupan menjadi lebih baik lagi. Umat islam memiliki ilmu yang berada ditangannya, ilmu tersebut dinamakan ilmu Eksakta. Ilmu ini membahas tentang masalah yang bersifat pasti.Ilmu-ilmu ini seperti matematika, astronomi, kimia, dan optik.
Islam atau disebut dengan agama ternyata memiliki hubungan yang dengan budaya yang berlaku di masyarakat, walaupun dua hal ini berbeda namun saling keterkaitan.Agama lebih memiliki sifat yang lebih daripada kebudayaan yaitu agama memiliki sifat mutlak.Dibandingkan dengan kebudayaan yang dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi zaman yang semakin maju.Kebudayaan berkaitan dengan kebudayaan pra-islam sebab, bangsa arab pada zaman dahulu memiliki kemajuan dibidang ekonomi yang baik dibanding bangsa lain, dari hal ini mendukung pula islam mudah disebar luaskan oleh para kalangan.
Islam memiliki beberapa persentuhan dengan kebudayaan yang ada di Indonesia seperti, melayu dan jawa. Tidak hanya dalam hal kebudayaan saja namun islam juga mempengaruhi dalam bidang seni, sastra,dan model bangunan. Selain itu Islam pun juga berpengaruh hal yang berkaitan dengan adat.
Penelitian agama di sini bukanlah penelitian yang tertuju pada hakikat agama atau wahyu, akan tetapi penelitian di sini meneliti tentang bagaimana cara manusia meyakini, menghayati serta memperoleh pengaruh dari agama tersebut. Penelitian agama juga tidak meneliti mengenai kebenaran suatu filosofi, namun lebih menekankan bagaimana suatu agama itu berada dalam kebudayaan serta sistem social dan didasarkan pada fakta yang ada.
Agama atau yang sering juga disebut dengan wahyu diturunkan berdasarkan wujud yang berbeda-beda, di dalam hal tersebut terdapat 3 pembeda yakni, agama yang di turunkan terjuwud dalam bentuk pikiran dan pengetahuan manusia dimana hal ini berkaitan dengan budaya yang akan tercipta.Terwujud dalam bentuk sikap serta tindakan manusia, hal ini berkaitan dengan interaksi manusia sehari-hari yang dilakukannya berdasarkan lingkungan, yang terakhir yaitu terwujud dalam bentuk benda yang dianggap suci atau benda yang biasanya dikeramatkan, benda-benda disini contohnya seperti bangunan-bangunan candidan bedug-bedug para sunan.
Terdapat beberapa model yang ada di penelitian keagamaan yaitu seperti, analisis sejarah, analisis lintas budaya, eksperimen, observasa partisipatif, riset survey, analisi statistic, serta analisis isi.
Al-Quran ialah wahyu yang diberikan kepada Nabi Muhammad Saw. Berbeda dengan kalam yang diturunkan pada nabi lain seperti taurat, injil dan zabur. Al-Quran memiliki fungsi yang tersurat di dalamnya seperti: Al-huda, al-furqan, Al-syifa, dan Al-mau’ishah. Kedudukan Al-Quran salah satunya adalah sebagai firmah Allah SWT.Banyak hikmah yang diperoleh setelah di turunkannya pewahyuan Al-Quran ini seperti, arti arti yang ada di dalam Al-Quran tidaklah hampa social.Maksud dari hampa sosial di sini ialah mampu menyelesaikan masalah-masalah yang berada di masyarakat.
Ternyata hadis juga merupakan sumber agama islam. Fungsi hadis di sini ialah lebih memperinci ayat-ayat yang berada di Al-Quran, memberi syarat terhadap ayat yang mutlak, mengkhususkan ayat-ayat yang bersifat umum, dan menetapkan aturan yang tidak terdapat dalam Al-Quran. Penulisan kodifikasi hadis ini dimulai setelah perintah dari Khalifah Umar bin Abd al-Aziz yang menyuruh pakar hadis menulisnya.  Pada periode kodifikasi ini sahabat yang menerima hadis tersebut menyalinnya secara pribadi, setelah itu kemudian para sahabat menyampaikan ke yang lain melalui hafalan.
Selain Al-Quran dan hadis,ijtihad juga merupakan sumber ajaran islam. Ijtihad di sini hanya berlaku dalam bidang fikih, selain dalam bidang fikih, juga dalam  bidang hukum yang bersangkutan degan amal,akan tetapi bukan di dalam bidang pemikiran. Terdapat beberapa rukun ijtihad diantaranya, Al-waqi’, Mujtahid, Mujtahid fih, Dalil Syara.Di dalam ijtidah terdapat pengertian lapangan ijtihad, maksudnya ialah masalah yang dibolehkan penetapan hukumnya dengan ijtihad.Dimana terdapat 4 hukum ijtihad, wajib’ain, wajib kifayah, sunat, dan dan haram.
Iman kepada Allah dapat disebut juga pengakuan akan keberadaan Allah SWT. Iman kepada Allah ini merupakan doktrin yang paling utama dalam islam, dimana doktrin ini tidak dapat ditawar lagi. Hal ini merupakan dimensi yang terkait dengan petunjuk dan pertolongan dari Allah.Allah adalah Maha Esa, baik dalam zat ataupun perbuatan.Maksudnya di sini adalah Allah tidak tersusun atas bagian-bagian dan tidak pula memiliki sekutu.
Ada tiga argument yang menjelaskan mengenai asal kejadian alam yang mendukung keberadaan Tuhan.Pertama, suatu paham yang mengatakan bahwa alam semesta ada dari yang tidak ada.Kedua, alam semesta berasal dari sel yang merupakan inti.Dan paham yang ketiga adalah alam semesta ada yang mencipta.Dari ketiga paham tersebut dikemukakan oleh Sayid Syabiq.
Ritual dapat diartikan sebagai perilaku yang diatur secara ketat dan memiliki makna tertentu. Jika dilihat dari segi pandang, ritual dapat dibedakan menjadi dua: ritual individu dan kolektif. Ritual di sini berbeda dengan ritual islam, ritual islam dibedakan menjadi dua pula yakni, ritual yang mempunyai dalil tegas yang ada di dalam al-Quran dan Sunnah, contohnya sholat. Sedangkan yang kedua adalah ritual yang tidak memiliki dalil, contoh ritual kedua ini adalah tahlil. Ternyata ritual tidak dibedakan atas ritual umun dan islam saja, namun ada beberapa ritual lain seperti, dari sudut mukalaf dan tujuan.
Institusi dapat diartikan sebagai bangunan serta sistem norma yang didalamnya terdapat arti pranata. Institusi yang umum berbeda dengan institusi islam. Normanya di sini pun berbeda pula, tercermin pada akidah,ibadah, muamalah, dan akhlak.Menurut A. Hasymy, Harun Nasution, periode islam dibagi menjadi tiga periode,  periode klasik, pertengahan dan modern.Dimensi islam ialah hal yang membahas  tentang keislaman seseorang, yaitu iman, islam, dan ihsan. Aliran pemikiran islam dibagi menjadi tiga, diantaranya adalah: aliran kalam, aliran fikih, dan aliran tasawuf.
Studi islam telah terlaksana di berbagai kawasan seperti islam di Afrika Timur, Asia Tenggara, serta di Cina. Namun di dunia dewasa sekarang islam semakin berkembang di berbagai negara lain seperti di Amerika Serikat, Cina, dan Asia Tenggara. Perkembangan umat mualim semakin luas.Umat islam dalam merespon tradisi yang berkembang di masyarakat dibedakan menjadi dua: kaum tua dan kaum muda. Kaum tua disini adalah kaum yang mendukung perubahan sedangkan kaum muda adalah kaum yang menentang.Karena minimnya penguasaan teknologi sekarang umat islam menjadi terbelakang, mungkin identic dengan kebodohan dan kemiskinan. Sedangkan umat negara lain lebih maju karena menguasai teknologi, reaksi kemajuan ini dibedakan menjadi empat yaitu tradisionalis, modernis, revivalis-fundamentalis serta transformatif.
Akhlak yang sangat dianjurkan islam dibagi menajadi dua: akhlak yang ada kaitannya dengan manusia dan akhlak yang berkaitan dengan alam. Kedudukan manusia dalam islan adalah sebagai makhluk social dan individu, makhluk biologis dan spiritual. Tugas manusia khusunya umat islam adalah beribadah kepada Allah. Kekhalifahan manusia di bumi ialah manusia sebagai duta Tuhan di bumi dan akan diminta pertanggung jawaban kelak.
Masyarakat yang sejahtera berawal dari pembinaan dan penataan di keluarga terlebih dahulu, melalui nilai-nilai islam, maka dari keluarga yang ideal akan terbentuk masyarakat yang ideal pula. Karena manusia adalah makhluk sosial maka sesama umat islam harus saling tolong menolong, sebab manusia tidak bisa hidup sendiri. Silaturahmi antar umat bermasyarakat sangatlah penting sebab jika memutuskan silaturahmi maka tertutuplah pintu surga.


Tugas dan Ngopi

NAMA             :HANDAYANI NIM                 :175231061 KELAS            :PERBANKAN SYARIAH 2B Antara Tugas dan Makan Lagi-la...